Pembelajaran Matematika SD



Media dan Bahan Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika SD
 










Dosen Pengampu:
Nawang Wulan, S.Pd., M.Pd

    Disusun oleh:
     Kelompok 6
1.      Fitri Nur Lailiyah                        (150611100122)
2.      Ainur Rohmah                            (150611100130)
3.      Rensi Vimbi Alfianita                 (150611100131)
4.      Phatih Allam Harmahadinata    (150611100137)
5.      Aisyatur Rodiyah                        (150611100156)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2016


KATA PENGANTAR

Puji syukur  kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan  tugas  matakuliah Pembelajaran Matematika SD tentang Media dan Bahan Manipulatif dalam Pembelajaran.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, baik dalam penyusunan kata, bahasa, dan sistematika pembahasannya. Sebab kata pepatah “tak ada gading yang tak retak atau dengan pepatah lain tak ada ranting yang tak akan patah”. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan masukan atau kritikan serta saran yang bersifat membangun untuk mendorong  kami menjadi lebih ke depanya.
            Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang sudah berkenan membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi kami dan pembaca. Amin..

                                                         

                                                                        Bangkalan, 29 September 2016



Tim Penulis







DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................... 2
Daftar Isi .............................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Media dan Bahan Manipulatif ................................................. 6
2.2 Media dalam Pembelajaran Matematika SD ............................................. 7
2.3 Alat Peraga Pembelajaran Matematika ...................................................... 13
2.4 Bahan Manipulatif untuk Pembelajaran
      Matematika SD .......................................................................................... 15
2.5 Contoh Bahan Manipulatif untuk Pembelajaran
      Matematika SD .......................................................................................... 18
Bab III Penutup
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 20
3.2 Saran .......................................................................................................... 20
Daftar Pustaka  ..................................................................................................... 21


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya media dan bahan manipulatif dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam pembelajaran matematika. Keduanya merupakan alat bantu pembelajaran matematika SD yang penggunaannya didasarkan pada pertimbangan, alasan, atau kriteria tertentu, misalnya kesesuaian dengan topik pelajaran, ketersediaan alat dan fasilitas pendukung, ketersediaan operator, dan ketersediaan biaya. Perbedaan media dan bahan manipulatif terletak pada keterkaitannya dengan materi pelajaran yang diberikan, yaitu terkait tidak langsung dan terkait langsung.
Media pembelajaran dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menampilkan, mempresentasikan, menyajikan, atau menjelaskan bahan  pelajaran kepada peserta didik, yang mana alat-alat itu sendiri bukan merupakan bagian dari pelajaran yang diberikan.
Bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan terutama untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika. Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika, dan dapat dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindah, digambar, ditambah, dipilah, dikelompokkan atau diklasifikasikan). Penggunaan bahan manipulatif ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami konsep dan prosedur matematika.

1.2       Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian media dan bahan manipulatif itu?
2.      Bagaimanakah media dalam pembelajaran matematika SD?
3.      Bagaimanakah alat peraga pembelajaran matematika?
4.      Bagaimanakah bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD?
5.      Bagaimanakah contoh dari bahan manipulatif yang digunakan untuk pembelajaran matematika SD?
1.3       Tujuan
1.      Mengetahui pengertian dari media dan bahan manipulatif.
2.      Mengetahui bagaimanakah media dalam pembelajaran matematika SD.
3.      Mengetahui alat peraga pembelajaran matematika.
4.      Mengetahui bagaimanakah bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD.
5.      Mengetahui contoh dari bahan manipulatif yang digunakan untuk pembelajaran matematika SD.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Media dan Bahan Manipulatif
Media (merupakan bentuk jamak dari kata medium) adalah suatu saluran untuk berkomunikasi. Diturunkan dari bahasa latin yang berarti “antara”. Istilah ini merujuk kepada sesuatu yang membawa informasi dari pengirim informasi ke penerima informasi. Masuk diantaranya computer multimedia (Heinich, 1996).
Media pada dasarnya terkelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu media sebagai pembawa informasi (ilmu pengetahuan) dan media yang sekaligus merupakan alat untuk menanamkan konsep seperti halnya alat peraga. Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Media ini berisikan pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pembelajaran.
Selain itu, media adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional dapat dicapai dengan mudah.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media adalah seperangkat alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari pendidik kepada peserta didik agar dapat menarik minat dan perhatian sehingga proses belajar mengajar yang efektif dan efisien terjadi.
Sedangkan, bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika. Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika dan dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindahkan, digambar, dipilah, dikelompokkan atau diklasifikasikan (Muhsetyo, dkk, 2011).
Penggunaan bahan manipulatif ini dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami konsep dan prosedur matematika. Bahan  manipulatif ini berfungsi untuk menyederhanakan konsep yang sulit/sukar, menyajikan bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih konkret, menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait dengan pengerjaan operasi hitung, sifat-sifat bangun geometri serta memperlihatkan fakta-fakta (Muhsetyo, dkk, 2011).

2.2       Media dalam Pembelajaran Matematika SD
Dalam pembelajaran matematika SD, agar bahan pengajaran yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alat bantu pembelajaran yang disebut dengan media. Media adalah alat bantu pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan oleh guru untuk mempresentasikan dan/atau menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran matematika. Peralatan yang akan digunakan dalam kelas dapat digunakan untuk mengerjakan suatu tugas, memberikan penjelasan, mengamati dan mempelajari hasil perhitungan, menyelidiki suatu pola, dan berlatih soal-soal.
Media dalam pembelajaran matematika relatif sama dengan media dalam pembelajaran bidang yang lain, yaitu dapat dikelompokkan berupa media: (1) sederhana, misalnya papan tulis, papan grafik, (2) cetak, misalnya buku, modul, LKS (Lembar Kegiatan Siswa), petunjuk praktik atau praktikum, dan (3) media elektronik misalnya OHT (Over Head Transparency) atau OHP (Over Head Projector), audio (radio, tape), audio video (TV,VCD,DVD), kalkulator, computer dan internet. Pengelompokan diatas dapat saja diganti brdasarkan alasan tertentu, misalnya media sederhana dan media modern (berbasis elektronik), media cetak dan media non-cetak, media proyeksi dan media non-proyeksi, dan sebagainya
Seirama dengan perkembangan ICT (Information and Communication Technology), media berbasis elektronik  semakin banyak dimanfaatkan dalam pembelajaran, pendidikan, dan latihan. LCD, power point, internet, televisi, dan teleconferencing merupakan media-media masa kini yang digunakan untuk berbagai kegiatan pembelajaran. Dengan semakin beragamnya jenis dan mutu media pembelajaran, guru perlu semakin selektif dalam menentukan media pembelajaran. Beberapa criteria utama dalam memilih media adalah kecocokan dengan materi pelajaran, ketersediaan alat dan pendukungnya, kemampuan financial untuk pengadaan dan operasional, dan kemampuan/keterampilan menggunakan media dengan tepat dan benar.
Banyak keuntungan yang dapat diperoleh dalam penggunaan media pembelajaran antara lain adalah:
1.      Lebih menarik dan tidak membosankan bagi siswa.
2.      Lebih mudah dipahami karena dibantu oleh visualisasi yang dapat memperjelas uraian.
3.      Lebih bertahan lama untuk diingat karena mereka lebih terkesan terhadap tayangan atau tampilan.
4.      Mampu melibatkan peserta pembelajaran lebih banyak dan lebih tersebar (terutama penggunaan media elektronik: radio, televisi, internet).
5.      Dapat digunakan berulang kali untuk meningkatkan penguasaan bahan ajar (terutama media yang berbentuk rekaman: kaset, VCD, DVD, film), dan
6.      Lebih efektif karena dapat mengurangi waktu pembelajaran.
Garis besar jenis-jenis media dan penggunaannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Papan Tulis
Sebagian besar sekolah menggunakan papan tulis hitam (black board) di dalam kelas. Dengan menggunakan kapur atau sejenisnya untuk menulis, bahan pelajaran dibicarakan dan dibahas dengan bantuan papan tulis. Proses pembelajaran dalam bentuk contoh, uraian, atau pengerjaan tugas, dapat dilihat dan diikuti langsung oleh semua siswa dalam kelas. Pembelajaran dapat dilaksanakan lebih menarik dan bersasaran jika guru menggunakan kapur yang berwarna-warni. Pada perkembangan berikutnya, didasarkan pada alasan untuk lebih menyehatkan mata, warna hitam papan tulis diganti dengan warna hijau (green board). Akhir-akhir ini, dengan alaan lebih menyehatkan badan, warna putih (white board) mulai banyak digunakan dan mengganti kapus dengan spidol. Lebih dari itu, papan putih ini dapat dipindahkan (tidak permanent) bahkan ada yang bersifat elektronik sehingga tulisan di papan putih daapat langsung dibuat foto copy-nya.
2.      Papan Grafik
Pada dasarnya papan grafik sama dengan papan tulis, tetapi fungsinya lebih diarahkan untuk mempermudah guru dalam membuat grafik. Papan ini mempunyai kotak-kotak berskala tetap yang dapat dipakai untuk merancang koordinat dari titik-titik yang diperlukan untuk membuat grafik.
3.      Papan Tempel
Papan tempel ini dapat diletakkan di dalam atau di luar kelas. Jika diletakkan di dalam kelas, maka papan tempel ini dipasang tidak di bagian depan kelas (di samping kiri-kanan atau di bagian belakang dari kelas). Fungsi dari papan tempel ini antara lain untuk memasang informasi (pengumuman, berita, tugas), untuk menempel kliping dari Koran, majalah atau brosur yang brkaitan dengan pelajaran atau kemajuan iptek. Untuk mata pelajaran matematika, papan tempel ini dapat digunakan untuk menginformasikan atau mengkomunikasikan antara lain tokoh-tokoh matematisi, sejarah matematika, rekreasi matematika, permainan matematika, pola-pola khusus matematika dan tebakan matematika.
4.      Media Cetak
Media cetak merupakan media pembelajaran yang utama karena media ini mudah dibawa dan dapat dibaca di mana saja dan kapan saja. Bentuk media cetak ini dapat berupa buku (buku ajar, buku mata pelajaran), LKS (Lembar Kegiatan Siswa), petunjuk praktik, petunjuk praktikum, laporan kegiatan, modul dan buku kerja.
Jika seorang guru matematika menggunakan edia buku pelajaran, maka guru itu harus benar-benar menguaai isi buku, yaitu hal-hal yang terkait dengan uraian, contoh: latihan, tugas, dan urutan. Penguasaan itu juga diikuti dengan wawasan yang kritis dari hal-hal tersebut diatas, jika ada materi, urutan, latihan yang salah, maka guru itu harus berani mebetulkan (jangan dibiarkan salah); dan kalau ada yang kurang (kurang lengkap), maka guru itu harus berani melengkapi atau menambahkan. Kalau ada sesuatu yang dianggap urang jelas atau meragukan, maka guru itu harus berani bertanya kepada sejawat atau orang lain yang lebih tahu. Kalau dalam penerapa buku itu dirasakan peserta didik banyak yang mengalami  kesulitan, maka guru itu bisa menganalisisnya, dan kemdian melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
5.      Kalkulator
Sebetulnya kalkulator termasuk media elektronik, tetapi keberadaannya sudah dijumpai di mana-mana, dan dapat dibeli dengan harga yang terjangkau. Sebagai alat yang canggih yang mampu melakukan perhitungan dengan cepat dan akurat, maka pote si kalkulator ini dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran matematika di sekolah dasar.
Penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika sudah lama dirintis di Negara-negara maju, sebgaai alat bentu pembelajaran (instructional aids) dan alat hitung (computational tools). Dengan adanya kalkulator, guru dan pendidik/penegmbang dalam pembelajaran matematika mempunyai kesempatan yang lebih luas membantu siswa memepelajarai matematika dan menyelesaikan masalah-masalah terkini. Namun dmeikian, penggunaan kalkulator tidak boleh menggantikan perlunya proses pembelajaran ang membawa siswa terampil dalam berhitung (komputasi). NCTM (1980) merekomendasikan bahwa “mathematics programs must take full advantage of the power of calculators and computers at all grade levels”.
Beberapa contoh penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika dapat dikaitkan dengan sasaran atau keperluan yang ingin dikembangkan oleh guru.
a.       Kalkulator sebagai alat bantu berhitung
Dengan kecepatan, ketepatan, dan kemampuan kalkulator dalam melakukan pengerjaan bagian bilangan, kalkulator dapat dipakai menghitung (35,7 × 29,8)/(22 × 31) sampai persepuluh terdekat, mencari √3/(5+ √2) sampai perseratusan terdeka, atau mencari √2+3√5-10,2 sampai satuan terdekat.


b.      Kalkulator sebagai alat bantu meningkatkan pemahaman konsep matematika
Dengan menggunakan kalkulator, siswa dapat mempraktikkan, mencoba, dan mengamati berbagai hubungan secara induktf-analitis sehingga mereka seolah-olah “menemukan” sifat-sifat matematka tertentu. Generalisasi kasus-kasus dapat dilakukan untuk menunjukkan sifat bilangan nol, sifat bilangan satu, sifat pertukatran (komutatif), sifat pengelompokkan (asosiatif), sifat peneybaran (distributif), sifat lawan, sifat kebalikan. Konsep bilangan prima, konsep factor, dan konsep-konsep dalam pecahan dapat diselidiki dan dijelaskan dengan menggunkan kalkulator. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dan parsitipatif jika dilengkapi dengan media belajar yang lain, misalnya buku kerja atau LKS (Lembar Kegiatan Siswa).

c.       Kalkulator sebagai alat bantu belajar pemecahan masalah
Sifat bilangan rasional yang dapat dinyatakan sebagai desimaldengan adanya lambing-lambang yang berulang secara teratur, merupakan salah satu penyelidik yang dapat dikemas dalam kegiatan pemecahan masalah. Hubungan pecahan sedrhana a/b (dengan fpb antara a dan b adalah 1) dan lambing desimalnya, dapat dikemas dalam kegiatan pemecahan masalah. Penyelidikan dapat dilakukan dengan memilih penyebut b secara beragam, misalnya faktor 10, faktor 100, faktor 1000,…., faktor 10n (n=1,2,3,…) dan bukan faktor 10n (n=1,2,3,…).
Dengan semakin canggihnya produk-produk kalkulator, misalnya TI (Texas Instrument) yang memounyai kemampuan membuat grafik, maka pemecahan masalah matematika dapat dikembangkan dalam geometri, terutama untuk mengamati tingkah laku grafik jika persyaratan tertentu diketahui.
Contoh 2.1
Dengan menggunakan kalkulator, secara perseorangan atau kelompok, para siswa dapat mempraktikkan ( ), ( ), dan
(  ), sehingga mereka memahami bahwa:
6.      Komputer
Sebagai alat bantu mengajar, komputer juga diperlukan untuk pendidikan matematika. Pembelajaran yang dibantu komputer disebut pembelajaran berbantuan komputer (computer assisted instruction). Bahkan komputer dalam pembelajaran matematika dikembangkan dengan memanfaatkan program-program komputer yang siap pakai dalam bentuk perangkat lunak (software), atau program-program komputer yang dirancang dan dibuat oleh guru matematika.
Perangkat lunak dalam pembelajaran matematika berbantuan komputer (PMBK) dapat berupa paket-paket matematis atau paket-paket pembelajaran matematika. Paket-paket matematika (misalnya MAT LAB, MAT CAD, DERIVE, MATHEMATICA, MAPLE) memuat topik-topik penyelesaian persoalan matematika (misalnya polinomial, grafik fungsi, pendiferensialan, pengintegralan, grafik dimensi tiga, matriks dan permasalahannya), sehingga dapat dimanfaatkan oleh guru untuk memberikan penegasan kepada murid dalam penghitungan, penampilan hasil, pengamatan pola, dan pembuatan grafik. Siswa juga dapat diberi pengalaman untuk banyak berinteraksi dengan komputer, yaitu menentukan, memilih, dan mencoba sendiri besaran/ ukuran/ data yang diperlukan sebagai masukan.
Paket-paket pembelajaran matematika, dalam bentuk perangkat lunak yang siap pakai maupun yang dibuat oleh guru, dapat berupa model tutorial, model latihan dan praktik (drill & practice), atau model simulasi.
7.      Media Tayangan
Media tayangan adalah media yang mampu menayangkan program pembelajaran pada layar sehingga bisa diikuti oleh banyak orang peserta belajar. Media ini dapat berupa OHP (Over Head Projector), LCD projector, film (untuk motion picture dan still picture), audio-video, dan televisi.
Dengan memanfaatkan plastic ttransparansi, OHP secara efektif dapat digunakan untuk mempresentasikan uraian, penjelasan atau laporan. Dengan kombinasi bentuk tulisan, warna, dan gambar, tayangan pembelajaran matematika dengan OHP menjadi lebih menarik dan terpusat. Perkembangan teknologi foto copy yang mampu meng-copy gambar dan tulisan pada plastic transparansi, tayangan OHP dapat dikembangkan menjadi lebih baik dan lebih komunikatif.
Meskipun penggunaan film (dan film strip) sudah diganti dengan teknologi yang lebih mudah dioperasikan (misalnya VCD atau DVD), film perhatian dan mengajak pemirsa lebih antusias dan menikmati pembelajaran yang diberikan. Hal serupa dapat dilakukan dengan menggunakan media pembelajaran VCD/DVD, dan televise. Peragaan dari suatu proses penyelesaian matematika menjadi lebih mudah dipahami, apalagi jika digabung dengan gerak, music, nyanyian, dan permainan.

2.3       Alat Peraga Pembelajaran Matematika
Pada dasarnya anak belajar melalui benda/objek konkret. Untuk memahami konsep abstrak anak memerlukan benda-benda riil (konkret) sebagai perantara atau visualisasinya. Konsep abstrak itu dicapai melalui tingkat-tingkat belajar yang berbeda-beda. Bahkan, orang dewasapun yang pada umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak, pada keadaan tertentu, sering memerlukan visualisasi.
Pembelajaran matematika sering disampaikan dengan menggunakan alat peraga. Hal ini dimaksudkan agar konsep abstrak yang akan dipahami siswa dapat mengendap, melekat, dan tahan lama bila siswa belajar melalui perbuatan dan dapat dimengerti siswa, bukan hanya melalui mengingat-ingat fakta.
Tujuan menggunakan alat peraga adalah:
1.      Proses belajar mengajar termotivasi;
2.      Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret dan lebih dapat dipahami dan dimengerti siswa, serta dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat lebih rendah, dan
3.      Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.
      Penggunaan alat peraga dapat dikaitkan dan dihubungkan dengan salah satu atau beberapa dari:


a)      Pembentukan konsep
b)      Pemahaman konsep
c)      Latihan dan penguatan
d)     Pelayanan terhadap perbedaan individual (anak yang lemah dan berbakat)
e)      Pengukuran (alat ukur)
f)       Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru serta penyimpulan secara umum (sebagai objek penelitian maupun alat untuk meneliti)
g)      Pemecahan masalah pada umumnya
h)      Pengundangan untuk berpikir
i)        Pengundangan untuk berdiskusi
j)        Pengundangan partisipasi aktif.
      Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat alat peraga pembelajaran matematika:
a.       Tahan lama
b.      Bentuk dan warna menarik
c.       Sederhana dan tidak rumit
d.      Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak
e.       Dapat menyajikan konsep matematika (bentuk riil, gambar atau diagram)
f.       Sesuai dengan konsep
g.      Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas
h.      Peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak
i.        Siswa belajar secara aktif (alat peraga itu supaya dapat dimanipulasikan: diraba, dipegang, dipindahkan, diutak-atik, atau dipasangkan dan dicopot)
j.        Bila mungkin dapat berfaedah lipat (banyak).
            Macam-macam alat peraga pembelaran matematika:
a)      Alat peraga kekekalan luas, misal: tangan
b)      Alat peraga kekekalan panjang, misal: tangga garis bilangan, neraca bilangan, mistar hitung, batang Cuisenaire.
c)      Alat peraga kekekalan volume, misal: balok Dienes
d)     Alat peraga kekekalan banyak, misal: abakus biji, lidi, dan kartu nilai tempat.
e)      Alat peraga untuk percobaan dalam teori kemingkinan, misal: uang logam, dadu, paku payung, kartu bridge/domino, bola berwarna, dan distribusi Galton (sesatan Hexagon)
f)       Alat peraga untuk pengukuran dalam matematika, misal: meteran, jangka sorong, busur derajat, sperometer, kilometer, roda meteran,  kapak tomahawk, dan hypsometer.
g)      Bangun-bangun geometri, misal: segitiga, segiempat, lingkaran, segi banyak, pengubinan, bangun ruang.
h)      Alat peraga untuk permainan matematika, misal: rumah perkalian, segitiga ajaib, menara Hanoi, mesin fungsi, saringan Erastothenes, bujur sangkar ajaib, mobiles, perkalian tulang Napier, pita mobius, blok logic, kartu penebak angka, kartu penebak bulan, kartu penebak “hati”.

2.4       Bahan Manipulatif dalam pembelajaran matematika SD
Dalam pembelajaran matematika SD, hendaknya agar bahan pelajaran yang diberikan lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan bahan-bahan yang perlu disiapkan guru, dari barang-barang yang harganya relatif murah dan mudah diperoleh, misalnya kertas manila, karton, kayu, kawat, kain untuk menanamkan konsep matematika tertentu sesuai dengan keperluan.
Bahan-bahan itu dapat dipegang, dipindah-pindah, dipasang, dibolak-balik, diatur/ditata, dilipat/dipotong oleh siswa sehingga dapat disebut sebagai bahan manipulatif, yaitu bahan yang dapat “dimain-mainkan” dengan tangan. Bahan ini berfungsi untuk menyederhanakan konsep yang sulit/sukar, menyajikan bahan yang relatif abstrak menjadi lebih nyata, menjelaskan pengertian atau konsep secara lebih konkret, menjelaskan sifat-sifat tertentu yang terkait dengan pengerjaan (operasi) hitung dann sifat-sifat bangun geometri, serta memperlihatkan fakta-fakta.
Dengan semakin banyaknya kesempatan dan keleluasaan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, agar siswa benar-benar menguasai kompetensi yang dituntut, maka guru dapat berkreasi secra dinamis, tanpa harus menunggu pemberian orang lain “dropping” dari atas, untuk mampu menyiapkan bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD. Dari barang bekas/buangan atau tidak terpakai, misalnya dari berbagai karton bungkus makanan, bungkus berbagai rokok, plastik-plastik bekas dan potongan kayu yang tidak terpakai.
1.      Bahan Manipulatif dari Kertas
Bahan kertas ini mudah diperoleh, dengan warna yang beragam, dari kertas manila yang dibeli dari toko, atau dari bekas berbagai sampul tak terpakai (buku,map), dari macam-macam bungkus rokok yang berwarna-warni, dari karton pembungkus makanan atau minuman.
Salah manfaat dari bahan manipulatif kertas/karton ini antara lain adalah: Untuk menjelaskan pecahan (konsep, sama/senilai, operasi). Konsep pecahan m/n sebagai m bagian dari n bagian yang sama, dapat didemonstrasikan guru, atau dipraktikkan siswa, dengan menggunakan berbagai bangun geometri, misalnya persegi, persegi panjang, jajargenjang, belah ketupat, segitiga, lingkaran.
 



                    A                      B                                    C                     D
                                                            Gambar 1
 ditunjukkan dengan satu bagian dari empat bagian yang sama.
Pecahan-pecahan senilai juga dapat ditunjukkan dengan potongan kertas memanjang kertas memanjang atau potongan kertas dalam bangun-bangun geometris, misalnya, dengan menggunakan potongan kertas memanjang, dapat ditunjukkan pecahan-pecahan senilai, misalnya:
½
1/2
1/3
1/3
1/3
1/4
1/4
1/4
1/4
1/6
1/6
1/6
1/6
1/6
1/6
1/8
1/8
1/8
1/8
1/8
1/8
1/8
1/8













Dengan menggunakan pola, dapat dikembangkan bentuk-bentuk pecahan senilai yaitu:
2.      Model Stik (Lidi: Dari Rangka Daun Kelapa, Dari Bambu, Atau Dari Plastik)
Model ini dapat dipakai untuk menjelaskan konsep satuan, puluhan, dan ratusan untuk siswa-siswa SD ,kelas rendah. Lidi-lidi tersebut dalam bentuk lepas (sebagai satuan), bentuk ikatan (dengan tali/karet) sepuluhan, dan bentuk ikatan dari ikatan sepuluhan (dan disebut seratusan). Model-model stik ini dapat digunakan untuk menjelaskan konsep numeral (lambing bilangan), kesamaan bilangan, operasi (penjumlahan, pengurangan ,perkalian), bilangan bulat, misalnya:
234           = 2 ratusan + 3 puluhan + 4 satuan
                 = 2 ikatanratusan + 3 ikatanpuluhan + 4 lepas
35             = 30 + 5 = 20 + 15 = 10 + 25
                 = 23 + 12 = 18 + 17 = 9 + 26
3 x 6         = 6 + 6 + 6 = 18
5 x 10       = 10 +  10 + 10 + 10 + 10 = 50
2 x 100     = 100 + 100 = 200
46 – 23     = (40 + 6) – (20+3) = (40 – 20) + (6 – 3)= 20 +3 =23
35 – 19     =(30 +5) – (10 + 9) = (20 + 10 + 5) – (10 + 9)
                 =(20-10) + (10 +5 -9) = 10 +6 = 16

3.      Model Persegi Dan Strip Dari Kayu/Tripleks
Model ini terdiri dari potongan-potongan persegi kayu/tripleks, strip- strip sepanjang sepuluh persegi, dan daerah seluas sepuluh strip. Kegunaan model persegi dan strip serupa dengan kegunaan model stik, yaitu untuk menjelaskan konsep numeral, kesamaan bilangan, dan operasi bilangan bulat. Bahan kayu/ tripleks dapat diganti dengan karton yang relatif tebal.

4.      Model Kertas Bertitik Atau Berpetak
Kertas bertitik dapat bersifat persegi atau isometric. Model ini dapat digunakan untuk menjelaskan banyak hal yang terkait dengan geometri (bangun datar dan sifat-sifatnya, hubungan antar bangun datar, dan luas bangun datar). Berbagai posisi datar, tegak, miring bangun datar (segitiga, persegi, persegipanjang, jajargenjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium) dapat diperagakan dengan model kertas bertitik (pengerjaannya menggunakan pensil sehingga dapat dihapus). Dengan perkembangan ketersediaan bahan saat ini, kertas bertitik/ berpetak ini dapat menggunakan white board (dengan titik/petak menggunakan spidol permanen), dan pengerjaannya menggunakan spidol white board  yang dapat dihapus.

2.5       Contoh Bahan Manipulatif Untuk Pembelajaran Matematika SD
1.      Alat dan Bahan
Khusus bahan manipulatif untuk pembelajaran matematika SD ini terbuat dari bahan dasar triplek dan kertas manggis berwarna (merah dan kuning). Triplek digunakan sebagai tempat menggambarkan pecahan yang akan kita operasikan sedangkan kertas manggis warna merah melambangkan pecahan pertama dan kertas manggis berwarna kuning melambangkan pecahan kedua.
2.      Cara membuat bahan manipulatif
Langkah-langkah membuat bahan manipulatif untuk pembelajaran matematika SD: materi operasi pecahan adalah sebagai berikut:
-          Siapkan sebuah triplek putih, kemudian potonglah menjadi ukuran 50 cm x 50 cm
-          Potong-potnglah kertas manggis berwarna merah dan kuning menjadi beberapa potongan yang masing-masing potongannya 5 cm x 10 cm
-          Berilah double-tip pada masing-masing potongan kertas manggis agar dapat ditempelkan pada triplek.
3.      Penggunaan bahan manipulatif untuk materi operasi pecahan
a.       Penjumlahan
Adapun langkah-langkah yang akan kita lakukan dalam menjumlahkan dua buah bilangan pecahan adalah sebagai berikut:
-          Buatlah sebuah persegi panjang pada triplek yang sudah kita sediakan.
 





-          Kemudian bagilah persegi panjang tersebut menjadi 3 bagian yang sama (karena penyebut bilangan pertama 3).
-          Dari sisi yang lain, bagilah persegi panjang tersebut menjadi 2 bagian yang sama (karena penyebut yang bilangan kedua 2).
-          Letakkan kertas manggis berwarna merah sebanyak 1/3 bagian dari sisi vertikal, dan kertas manggis berwarna kuning sebanyak ½ bagian dari sisi horizontal.
-          Pada percobaan tersebut satu kotak yang berisi dua warna, pindahkan salah satu warnanya ke kotak yang masih kosong.
-          Hitunglah berapa banyak kotak berwarna merah dan berwarna kuning, serta seluruh kotak yang tersedia.
b.      Pengurangan
Adapun langkah-langkah yang akan kita lakukan dalam mengurangkan dua buah bilangan pecahan adalah sebagai berikut:
-          Buatlah sebuah persegi panjang pada triplek yang sudah kita sediakan, kemudian bagilah persegi panjang tersebut menjadi dua bagian yang sama (karena penyebut bilangan pertama 2).
-          Dari sisi yang lain, bagilah persegi panjang tersebut menjadi tiga bagian yang sama (karena penyebut bilangan kedua adalah 3).
-          Letakkan  kertas manggis berwarna merah sebanyak ½ bagian dari sisi vertikal.
-          Pindahkan satu kertas warna merah, sehingga akan siperoleh 1/3 bagian.
-          Karena bilangan pengurangannya adalah 1/3, maka baliklah 1/3 bagiannya.
-          Hitunglah berapa banyak kotak berwarna merah yang tersisa.


BAB III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Media adalah seperangkat alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari pendidik kepada peserta didik agar dapat menarik minat dan perhatian sehingga proses belajar mengajar yang efektif dan efisien terjadi. Garis besar jenis-jenis media dalah sebagai berikut: (1) Papan Tulis, (2) Papan Grafik, (3) Papan Tempel, (4) Media Cetak, (5) Kalkulator, (6) Komputer, (7) Media Tayangan.
Bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika SD adalah alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk menjelaskan konsep dan prosedur matematika. Alat ini merupakan bagian langsung dari mata pelajaran matematika dan dimanipulasikan oleh peserta didik (dibalik, dipotong, digeser, dipindahkan, digambar, dipilah, dikelompokkan atau diklasifikasikan (Muhsetyo, dkk, 2011). Contoh bahan manipulatif yaitu: bahan manipulatif dari kertas, model stik (lidi: dari rangka daun kelapa, dari bambu, atau dari plastik), model persegi dan strip dari kayu/tripleks, model kertas bertitik atau berpetak

3.2       Saran
Guru SD harus dapat memanfaatkan media dan bahan manipulatif dalam pembelajaran matematika serta bisa mengembangkannya juga agar pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi peserta didik.


DAFTAR PUSTAKA
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhsetyo, Gatot, dkk. 2007.  Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Nurtamam, Edi. Pembelajaran Matematika SD. 2013. Bangkalan: UTM Madura.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Observasi Pembelajaran IPS SD

Standar Penilaian dalam Perspektif Standar Nasional Pendidikan